"Dan (ingatlah), sesungguhnya di dalam rahim ibu kamu, Allah menciptakan kamu dalam beberapa keadaan yang tidak kamu ketahui. Kemudian Dia menyempurnakan kamu dalam beberapa bentuk yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Imran:6)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita semua diciptakan oleh Allah dengan cara yang unik dan tidak ada yang sama. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda, dan kita harus menerima dan mencintai diri sendiri seperti apa adanya. Ayat ini juga menyebutkan bahwa kita semua diuji dan diuji oleh Allah dalam kehidupan, dan kita harus bersyukur atas semua yang kita miliki dan berusaha untuk menjadi orang yang baik. Wallahu Alam
Apa Itu Penerimaan Diri?
Penerimaan diri adalah proses untuk menerima dan menyukai diri sendiri sebagaimana adanya. Ini termasuk menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta menerima pengalaman dan perasaan yang tidak menyenangkan. Penerimaan diri juga meliputi menghormati dan menghargai diri sendiri, dan mengakui bahwa setiap individu unik dan berbeda.
Penerimaan diri dapat membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Penerimaan diri dapat membantu dalam mengatasi masalah seperti depresi, ansietas, dan rasa rendah diri, serta dapat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Menurut Prof. Quraish Syihab dalam tafsir Al-Misbahnya, Tindakan mencintai diri sendiri atau self love bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya, manusia yang menerima dirinya sendiri dan menciptakan perubahan yang baik pada dirinya. Perjalanan cinta diri bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi termasuk ruang untuk mempertimbangkan bagaimana diri berhubungan dengan orang lain berdasarkan hubungan kita dengan diri kita sendiri.
Tips Menerima Diri Sendiri Menurut Al Quran
Berikut tips - tips yang telah diberikan oleh Al Quran untuk dapat mencintai dan menerima diri sendiri. Diantaranya :
Selalu Bersyukur Dalam Setiap keadaan
Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7 yang berbunyi
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Menurut tafsir Al-Maraghi karya Imam Mustofa Al Maraghi, Ayat ini mencakup tentang kehebatan argumen dan kebesaran Allah juga kepada orang-orang yang sabar dalam cobaan. Bersyukurlah selalu ketika kita menerima nikmat dan karunia Allah. Sebaik-baik hamba adalah sabar ketika diberi ujian atau cobaan, dan bersyukur ketika diberikan kenikmatan. Seseorang harus selalu berdiri di antara kesabaran dan syukur. Dan kehidupan pasti ada pasang surutnya, ada waktunya kita dibawah dan ada waktunya kita diatas. Oleh karena itu ketika kita dalam keadaan yang dibenci sudah seharusnya kita bersabar dan apabila dalam keadaan yang disenangi sudah sepatutnya kita syukuri.
Jangan Pernah Membandingkan Nikmat yang Allah Beri
Allah SWT telah menciptakan kita dalam sebaik baik penciptaan. Maka dari itu hendaknya kita syukuri setiap apa yang Allah beri dan jangan sekali kali membandingkannya. Seperti yang Allah firmankan dalam Q.S. At Tin berikut
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6)
Yang artinya:
(4) Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (5) Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. (6) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putusnya.
Nah, menurut redaksi diatas, Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk penciptaan terbaiknya. Setelah itu allah kembali menegaskan dengan ayat ke 5 bahwa kita akan dikembalikan pada keadaan dibawah/hina dan disambung dengan ayat terakhir bahwa jika kita selalu beriman dan mengerjakan kebaikan akan mendapatkan nikmat yang tiada tara.
Mengenali dan Mengembangkan Potensi Diri
Setiap Manusia pasti memiliki kemampuan / bakat yang berbeda beda. Alangkah baiknya jika kita menerima dan mengembangkan bakat yang telah Allah beri. Al Quran pun menyinggung dalam Q.S. Al Isra ayat 84 yang berbunyi :
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا
Yang artinya : katakanlah (muhammad), "setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
Ayat ini dapat dikaitkan dengan bakat yang dimiliki setiap orang. Dalam makna "setiap orang bertindak menurut kodrat/pembawaanya" menunjukkan bahwa setiap orang dilahirkan dengan kemampuan atau bakat yang berbeda. Setelah itu Allah siratkan makna bahwa keputusan / planing Allah lebih indah daripada planing manusia itu sendiri.
Hanya Menggantungkan diri kepada Allah
Dalam surah Al-Ahzab , Allah telah berjanji bahwa jika kita menggantungkan setiap kedaan hanya kepada Allah, maka Allah akan menjamin kehidupan kita. Berikut redaksi ayatnya :
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Yang artinya : Dan bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya cukuplah Allah sebagai Penjamin.
Stop Insecure
Insecure adalah perasaan tidak percaya diri atau tidak ada kepastian dalam diri sendiri. Allah telah berfirman bahwa kita sebagai seorang muslim untuk tidak insecure :
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya: "Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman". (QS. Ali Imran:139)
Kita sebagai orang mukmin harusnya bangga dan bersyukur karena Allah telah menyebutkan bahwa orang beriman memiliki derajat paling tinggi.
Kisah Teladan Tentang Self Love
 |
ilustrasi tentang kesabaran Nabi Ayyub oleh AI
|
Dalam sejarah Islam, ada beberapa kisah umat terdahulu yang dapat dijadikan contoh dalam belajar untuk mencintai diri sendiri. Di antaranya adalah :
Kisah Nabi Ibrahim (AS)
Yang menerima diri dan kekurangan fisiknya, malah menjadikannya sebagai sumber kekuatan dan keberanian dalam menghadapi ujian dari Allah. Beliau rela menjadi musuh ayahnya sendiri demi menegakkan agama Allah.
Kisah Nabi Ayyub (AS)
Yang menerima ujian dan kesengsaraan yang diterimanya dengan sabar dan tawakkal kepada Allah, akhirnya Allah mengangkat derajatnya dan memberikan kebahagiaan yang lebih besar.
Kisah Nabi Yunus (AS)
Yang menyadari kesalahannya dan menerima diri serta meminta ampun kepada Allah, akhirnya Allah menyelamatkannya dari kesulitan.
Kisah Nabi Musa (AS)
Yang menerima diri sebagai pemimpin dan pembela umatnya, malah menjadi sumber kekuatan dan keberanian dalam menghadapi Firaun dan membebaskan umatnya dari perbudakan.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa dengan menerima diri, menerima kelemahan dan kesalahan serta tawakkal kepada Allah, kita dapat menemukan kekuatan dan kebahagiaan dalam hidup.
Kesimpulan dari self-love dalam Al-Quran adalah bahwa kita harus menerima diri kita sebagaimana adanya dan mencintai diri kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah. Al-Quran mengingatkan kita bahwa kita semua diciptakan dengan cara yang unik dan tidak ada yang sama, dan kita harus
bersyukur atas apa yang kita miliki.
Al-Quran juga mengingatkan kita untuk berusaha menjadi orang yang baik dan berbuat kebajikan, serta mengingatkan bahwa kita semua akan diuji oleh Allah dalam kehidupan. Dengan mengingat ayat-ayat Al-Quran ini, kita dapat belajar untuk
menerima diri sendiri sebagaimana adanya, mencintai diri kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah dan menggantungkan diri kepada Allah dalam segala hal.
#DearSenjaBlogCompetition